FAKTA 1: Cemburu Itu Negatif!
Apa kata beberapa kamus tentang cemburu:
English Wikipedia: jealousy adalah pikiran negatif, rasa takut, dan kecemasan akan kehilangan sesuatu..
Dictionary.com: cemburu adalah ketakutan atau kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, ketidaksetiaan..
Kamus Besar Bahasa Indonesia: cemburu adalah keirihatian, kesirikan, kecurigaan, kekurangpercayaan..
Kamus Sinonim Indonesia: cemburu adalah berprasangka, sirik, panas hati..
Kamus Melayu: cemburu adalah iri hati, curiga, berjaga-jaga..
Kamus Mandarin: cemburu adalah chi cù yang terjemahan langsungnya adalah ‘meminum air cuka’..
Dari 6 penjabaran di atas, Anda bisa menemukan deskripsi yang INDAH, AGUNG, PENUH CINTA, KASIH SAYANG tentang kata cemburu?!?
Lalu kok Anda bisa-bisanya menganggap cemburu sebagai tanda bukti yang positif dari perasaan cinta dan kasih sayang?!?
FAKTA 2: Cemburu Itu Ketakutan!
Cemburu bukanlah sebuah perasaan tunggal tapi kombinasi banyak perasaan negatif yang tercampur aduk jadi satu, seperti Anda sudah lihat dari deskripsi di bagian sebelumnya. Wikipedia mencatat bahwa kecemburuan melibatkan rasa kesal, iri, kaget, sirik, gagal, curiga, dengki, kecewa, jijik, dsb. Dan akar utama yang mengikat semua emosi itu menjadi satu adalah rasa takut, bukannya cinta. Coba ingat terakhir kali Anda merasa cemburu. Itu pasti saat hati Anda sedang dibayangi oleh ketakutan tertentu, bukannya saat hati Anda sedang penuh kebahagiaan cinta.
Saat awal berpacaran, seluruh bunga asmara cinta yang bersemi membuat Anda kuat dan tidak punya waktu untuk cemburu. Anda sangat percaya diri sehingga bisa mempercayai pasangan, menyayanginya, memahaminya, memaafkan kesalahannya, menyediakan kelonggaran padanya, dan melalui segala rintangan. Itulah cinta, sebuah kondisi yang membuat Anda perkasa dalam lautan kepositifan. Cemburu sulit timbul saat Anda berlayar menikmati ombak cinta, karena cinta selalu penuh kekuatan dan keberanian yang meredakan ketakutan (kecemburuan).
Saat penuh cinta, Anda bisa ikut bahagia dan bercanda jika melihat kekasih yang asyik chatting dengan seseorang di handphone-nya. Saat penuh cinta, Anda sangat mendukung kekasih untuk sibuk dengan pekerjaan dan pergaulannya. Saat penuh cinta, Anda bangga melihat kekasih bisa bersahabat dengan para mantan dan penggemarnya di social media. Cinta memampukan Anda untuk memahami dan mempercayai kekasih sepenuhnya.
Justru ketika Anda tidak fokus mencintai, memahami, dan mempercayai, benih cemburu mulai bertumbuh. Kekasih senyum-senyum chatting dengan seseorang, Anda merasa cemas. Kekasih sibuk di dunianya sendiri, Anda merasa pahit. Kekasih bersahabat dengan banyak lawan jenis lainnya, Anda merasa tersaingi. Semakin Anda meladeni cemburu, semakin Anda sulit merasakan cinta.
Kekasih tiba-tiba romantis dan hangat, Anda takut dia sedang menutupi sesuatu. Kekasih terasa berjarak dan dingin, Anda takut dia menyimpan selingkuhan. Kekasih berjanji berubah agar Anda tidak cemburu lagi, tapi Anda tetap takut dan mengekangnya. Takut ini, takut itu, takut sana, takut sini. Perlahan tapi pasti, cemburu menggerogoti kemampuan Anda untuk mencintai.
FAKTA 3: Cemburu Itu Insekyur!
Ketakutan dan kenegatifan yang timbul saat cemburu merupakan emosi Anda menghadapi hubungan yang mungkin terancam, atau istilah kerennya insecure.
Dalam kelas RevolusiPria.com dan RevolusiWanita.com, saya menjelaskan detil bagaimana Anda merasa terancam kehilangan kenyamanan hubungan atau figur kekasih yang sudah Anda beri banyak energi, waktu, biaya, dsb padanya. Dengan kata lain, cemburu adalah takut merugi kehilangan semua nilai yang pernah Anda keluarkan. Cemburu itu lebih dekat ke urusan perhitungan daripada urusan percintaan.
Nah karena cemburu berakar negatif, kebanyakan orang pun jadi bersikap negatif saat cemburu. Rasa insekyur membuat seseorang jadi berusaha mengamankan kekasihnya dengan cara-cara yang negatif. Misalnya jadi dingin pedas, sensitif, mencurigai, diam-diam menginvestigasi, posesif, melarang ini-itu, bahkan sering juga sampai melukai kekasih dan pihak-pihak yang mengancam lainnya.
Setiap hari Anda bisa melihat segudang berita kriminal yang terjadi atas nama kecemburuan. Jelas selain rasa cemburu bukan berasal dari cinta, cemburu juga malah membuat Anda berhenti mencintai dan mulai menyakiti hubungan dengan kekasih!
“Kalau ga ngerasa cinta, ga mungkin ada bersikap cemburu kan? So cemburu insekyur itu timbul karena perasaan benar-benar menyayangi seseorang, ya kan?”
Logika gagal! Cemburu muncul dari rasa terancam kehilangan, tanpa ada korelasi dengan seberapa besar kadar cinta yang Anda miliki. Anda tidak mencintai pun tetap bisa merasa terancam jika kehilangan sesuatu.
Demikian juga dengan cemburu. Tidak ada hubungannya dengan cinta. Sayang atau tidak sayang, kita tetap merasa terancam jika kehilangan apa yang kita miliki, apalagi jika kita sudah melalui (baca: menghabiskan) banyak hal dengannya. Anda bisa saja setengah hati mencintai kekasih, tapi jika melihat dia dan lawan jenis lain bercanda bahagia, Anda merasa total insekyur tidak rela tersaingi. Anda juga bisa terpaksa menikah dengan orang yang dijodohkan keluarga, dan akan tetap merasa cemburu mendengar dia akrab dengan sekretarisnya. So cemburu tidak dipengaruhi oleh kadar cinta, karena cemburu murni soal merasa terancam.
Ayo jawab jujur, apakah cinta membuat Anda merasa terancam? Atau merasa kuat, terlindungi dan aman?
Sekarang Anda tahu bahwa kata cemburu saja sudah salah, tidak perlu tunggu kata “terlalu cemburu” atau “cemburu berlebihan” untuk membuatnya jadi salah, karena rasa cemburu yang “diberi makan” cepat atau lambat akan otomatis menjadi terlalu cemburu atau cemburu berlebihan dengan sendirinya.
Tempo hari seorang follower bertanya apa komentar saya tentang twit populer yang berbunyi ini, “Cemburu mengandung 20% berharap, 30% sayang, dan 50% cinta!” Saya jawab pendek saja, “Otak yang berpikir begitu mengandung 20% trauma, 30% pembodohan media, dan 50% kegagalan logika!”
FAKTA 3: Cemburu Itu Insekyur!
Ketakutan dan kenegatifan yang timbul saat cemburu merupakan emosi Anda menghadapi hubungan yang mungkin terancam, atau istilah kerennya insecure.
Dalam kelas RevolusiPria.com dan RevolusiWanita.com, saya menjelaskan detil bagaimana Anda merasa terancam kehilangan kenyamanan hubungan atau figur kekasih yang sudah Anda beri banyak energi, waktu, biaya, dsb padanya. Dengan kata lain, cemburu adalah takut merugi kehilangan semua nilai yang pernah Anda keluarkan. Cemburu itu lebih dekat ke urusan perhitungan daripada urusan percintaan.
Nah karena cemburu berakar negatif, kebanyakan orang pun jadi bersikap negatif saat cemburu. Rasa insekyur membuat seseorang jadi berusaha mengamankan kekasihnya dengan cara-cara yang negatif. Misalnya jadi dingin pedas, sensitif, mencurigai, diam-diam menginvestigasi, posesif, melarang ini-itu, bahkan sering juga sampai melukai kekasih dan pihak-pihak yang mengancam lainnya.
Setiap hari Anda bisa melihat segudang berita kriminal yang terjadi atas nama kecemburuan. Jelas selain rasa cemburu bukan berasal dari cinta, cemburu juga malah membuat Anda berhenti mencintai dan mulai menyakiti hubungan dengan kekasih!
“Kalau ga ngerasa cinta, ga mungkin ada bersikap cemburu kan? So cemburu insekyur itu timbul karena perasaan benar-benar menyayangi seseorang, ya kan?”
Logika gagal! Cemburu muncul dari rasa terancam kehilangan, tanpa ada korelasi dengan seberapa besar kadar cinta yang Anda miliki. Anda tidak mencintai pun tetap bisa merasa terancam jika kehilangan sesuatu.
Demikian juga dengan cemburu. Tidak ada hubungannya dengan cinta. Sayang atau tidak sayang, kita tetap merasa terancam jika kehilangan apa yang kita miliki, apalagi jika kita sudah melalui (baca: menghabiskan) banyak hal dengannya. Anda bisa saja setengah hati mencintai kekasih, tapi jika melihat dia dan lawan jenis lain bercanda bahagia, Anda merasa total insekyur tidak rela tersaingi. Anda juga bisa terpaksa menikah dengan orang yang dijodohkan keluarga, dan akan tetap merasa cemburu mendengar dia akrab dengan sekretarisnya. So cemburu tidak dipengaruhi oleh kadar cinta, karena cemburu murni soal merasa terancam.
Ayo jawab jujur, apakah cinta membuat Anda merasa terancam? Atau merasa kuat, terlindungi dan aman?
Sekarang Anda tahu bahwa kata cemburu saja sudah salah, tidak perlu tunggu kata “terlalu cemburu” atau “cemburu berlebihan” untuk membuatnya jadi salah, karena rasa cemburu yang “diberi makan” cepat atau lambat akan otomatis menjadi terlalu cemburu atau cemburu berlebihan dengan sendirinya.
Tempo hari seorang follower bertanya apa komentar saya tentang twit populer yang berbunyi ini, “Cemburu mengandung 20% berharap, 30% sayang, dan 50% cinta!” Saya jawab pendek saja, “Otak yang berpikir begitu mengandung 20% trauma, 30% pembodohan media, dan 50% kegagalan logika!”
PETIKAN DARI:- http://kelascinta.com/
No comments:
Post a Comment